Cethe, seni melukis unik dengan bubuk kopi
Satu lagi sebuah tradisi khas yang dimiliki Indonesia dan sepertinya hanya negeri kita yang mempunyai kebiasaan unik ini. Sebuah tradisi yang kerap mudah dijumpai di Jawa Timur, terutama Kabupaten Tulungagung. Tradisi itu bernama seni Cethe, yakni sebuah kebiasaan unik masyarakat yang memiliki ciri khas tersendiri dengan melukis menggunakan media bubuk kopi serta media penuangannya dilakukan diatas kertas rokok.
Tidak semua orang memiliki keahlian dalam bermain Cethe, apalagi mengingat media yang digunakan sangat sulit. Kertas pada batangan rokok yang tergolong tipis dan halus menjadi tantangan tersendiri bagi para pecinta Cethe. Begitupula bubuk kopi yang digunakan tidak sembarangan, pengolahannya perlu tangan-tangan khusus untuk menghasilkan bubuk yang sangat super halus dan kental.
Kabupaten Tulungagung sebagai sentral kopi khas, memberikan banyak sajian bubuk kopi yang bisa dijadikan untuk bahan bermain Cethe. Masyarakat Tulungagung menyebut bubuk kopi ini dengan sebutan “wedang kopi cethe”, sebuah ekspresi nama yang memang ditujukan untuk bermain Cethe. Biasanya para pengolah kopi ini mencapurkan banyak bahan-bahan tertentu yang tentunya menjadi rahasia para pemilik kedai kopi. Sebagian masyarakat menyebutnya dengan kopi ijo atau kopi hijau, bubuk kopi ini memang sangat halus dan sedikit berwarna hijau.
Kegiatan Nyethe (sebutan untuk melukis bubukk kopi diatas kertas rokok) bervariasi caranya, salah satunya yakni dengan mengendapkan dahulu kopi yang sudah dibuat didalam gelas atau cangkir kecil sampai benar-benar mengendap ampasnya. Air kopi yang ada pada gelas tersebut sedikit demi sedikit dituang ke tempat lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan endapan ampas kopi yang sempurna (halus dan banyak). Bahkan ada yang sampai melakukan dengan cara mengendapkan air kopi menggunakan kertas atau tisu, sehingga hasil endapan bisa didapatkan dengan baik.
Tidak semua orang memiliki keahlian dalam bermain Cethe, apalagi mengingat media yang digunakan sangat sulit. Kertas pada batangan rokok yang tergolong tipis dan halus menjadi tantangan tersendiri bagi para pecinta Cethe. Begitupula bubuk kopi yang digunakan tidak sembarangan, pengolahannya perlu tangan-tangan khusus untuk menghasilkan bubuk yang sangat super halus dan kental.
Kabupaten Tulungagung sebagai sentral kopi khas, memberikan banyak sajian bubuk kopi yang bisa dijadikan untuk bahan bermain Cethe. Masyarakat Tulungagung menyebut bubuk kopi ini dengan sebutan “wedang kopi cethe”, sebuah ekspresi nama yang memang ditujukan untuk bermain Cethe. Biasanya para pengolah kopi ini mencapurkan banyak bahan-bahan tertentu yang tentunya menjadi rahasia para pemilik kedai kopi. Sebagian masyarakat menyebutnya dengan kopi ijo atau kopi hijau, bubuk kopi ini memang sangat halus dan sedikit berwarna hijau.
Kegiatan Nyethe (sebutan untuk melukis bubukk kopi diatas kertas rokok) bervariasi caranya, salah satunya yakni dengan mengendapkan dahulu kopi yang sudah dibuat didalam gelas atau cangkir kecil sampai benar-benar mengendap ampasnya. Air kopi yang ada pada gelas tersebut sedikit demi sedikit dituang ke tempat lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan endapan ampas kopi yang sempurna (halus dan banyak). Bahkan ada yang sampai melakukan dengan cara mengendapkan air kopi menggunakan kertas atau tisu, sehingga hasil endapan bisa didapatkan dengan baik.
sumber : http://www.thecrowdvoice.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar