Senin, 27 Januari 2014

Seniman Affandi

Biodata Pelukis Affandi dan beberapa karyanya


Affandi lahir di Cirebon, Jawa Barat, pada tahun 1907. Tanggal dan bulan kelahirannya tidak diketahui secara pasti. Ayahnya yang bernama R. Koesoema adalah seorang mantri ukur pada pabrik gula di Ciledug. Affandi menempuh pendidikan terakhir AMS-B di Jakarta. Pada umur 26 tahun, tepatnya pada tahun 1933, Affandi menikah dengan Maryati, gadis kelahiran Bogor. Affandi dan Maryati dikaruniai seorang putri yang nantinya akan mewarisi bakat ayahnya sebagai pelukis, yaitu Kartika.
Sebelum mulai melukis, Affandi pernah menjadi guru dan pernah juga bekerja sebagai tukang sobek karcis dan pembuat gambar reklame bioskop di salah satu gedung bioskop di Bandung. Pekerjaan ini tidak lama digeluti karena Affandi lebih tertarik pada bidang seni lukis. Sekitar tahun 30-an, Affandi bergabung dalam kelompok Lima Bandung, yaitu kelompok lima pelukis Bandung. Mereka itu adalah Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, dan Wahdi serta Affandiyang dipercaya menjabat sebagai pimpinan kelompok. Kelompok ini memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan seni rupa di Indonesia. Kelompok ini berbeda dengan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) pada tahun 1938, melainkan sebuah kelompok belajar bersama dan kerjasama saling membantu sesama pelukis.
Pada tahun 1943, Affandi mengadakan pameran tunggal pertamanya di Gedung Poetera Djakarta yang saat itu sedang berlangsung pendudukan tentara Jepang di Indonesia. Empat Serangkai --yang terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Mas Mansyur-- memimpin Seksi Kebudayaan Poetera (Poesat Tenaga Rakyat) untuk ikut ambil bagian. Dalam Seksi Kebudayaan Poetera ini Affandi bertindak sebagai tenaga pelaksana dan S. Soedjojono sebagai penanggung jawab, yang langsung mengadakan hubungan dengan Bung Karno.
Sebelum dan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yang dikumandangkan Bung Karno dan Bung Hatta, Affandi aktif membuat poster-poster perjuangan untuk membangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia terhadap kaum kolonialisme Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan pelukis dan seniman lain yang tergabung dalam Seksi Kebudayaan Poetera, antara lain: S. Soedjojono, Dullah, Trubus, dan Chairil Anwar. Selanjutnya, Affandi memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta dan mendirikan perkumpulan "Seniman Masyarakat" 1945. Perkumpulan ini akhirnya menjadi "Seniman Indonesia Muda" setelah S. Soedjojono juga pindah ke Yogyakarta. Pada tahun 1947, Affandi mendirikan "Pelukis Rakyat" bersama Hendra Gunawan dan Kusnadi, untuk memberikan kesempatan belajar kepada angkatan muda yang haus mendapatkan pendidikan dan praktek seni lukis. Lalu pada tahun 1948, Affandi pindah kembali ke Jakarta dan turut mendirikan perkumpulan "Gabungan Pelukis Indonesia".
Tidak lama setelah itu, yaitu pada tahun 1949, Affandi mendapat Grant dari pemerintah India dan tinggal selama 2 tahun di India. Di sana, Affandi melakukan aktivitas melukisnya dan juga mengadakan pameran di kota-kota besar hingga tahun 1951 di India. Selanjutnya, Affandi mengadakan pameran keliling di negara-negara Eropa, diantaranya London, Amsterdam, Brussel, Paris dan Roma. Affandi juga ditunjuk oleh pemerintah Indonesia untuk mewakili Indonesia dalam pameran Internasional (Biennale Exhibition) tiga kali berturut-turut, yaitu di Brasil (1952), di Venice (Italia - 1954), dan di Sao Paulo (1956). Di Venice, Italia, Affandi berhasil memenangkan hadiah.
Berikut ini adalah perjalanan hidup Affandi secara pribadi ataupun prestasi yang pernah diraih selama Affandi memilih untuk menjadi seorang pelukis:
1957 - 1958
Mendapat beasiswa dari pemerintah Amerika Serikat untuk mempelajari metoda pendidikan seni, dan tinggal di Amerika Serikat selama 4 bulan.


Selama di Amerika, mengadakan pameran tunggal di World House Galleries, Press Club, New York, dan berpameran di San Fransisco.
1960
Pameran lukisan di Washington DC, USA.
1962
Menjadi Guru Besar Kehormatan (Visiting Professor) dalam mata kuliah ilmu seni lukis di Ohio State University Colombus, Ohio.
1967
Membuat lukisan dinding (Mural) di Jefferson Hall, East West Center Univesity, Hawaii.
1969
  • Menerima Anugrah Seni dan Medali Emas dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diangkat menjadi Anggota Kehormatan untuk seumur hidup pada Akademi di Jakarta.
  • Dipilih selama masa waktu 3 tahun menjadi ketua IAPA (International Art Plastic Association) untuk Indonesia, IAPA adalah badan International dibawah naungan UNESCO
1973
Ditunjuk oleh pemerintah untuk mewakili Indonesia dalam Biennale Exhibition di Sidney, Australia.
1974
Menerima kehormatan gelar Doctor Honoris Causa dari University of Singapore.
1977
  • Menerima hadiah perdamaian Internasional tahun 1977, dari yayasan Dag Hammarskjoeld dan menerima gelar Grand Maestro, di gedung San Marzano, Florence, Itali.
  • Diangkat menjadi Anggota Akademi Hak-hak Asasi Manusia dari KOmite Pusat Diplomatic Academy of Peace "Pax Mundi" di Castelo San Marzano, Florence, Itali.
  • Bersama istrinya menunaikan ibadah haji.
1978
Bulan Agustus 1978 menerima penghargaan "Bintang Jasa Utama" dari Presiden Republik Indonesia atas jasa-jasanya yang besar terhadap negara dan bangsa Indonesia dalam suatu bidang atau peristiwa tertentu.
1979
  • Mengadakan pameran bersama putrinya, Kartika, di kota Victoria, Australia
  • Tahun 1979 - 1985 mengadakan pameran keluarga di Medan, Surabaya, Jakarta, dan Bandung dengan sponsor dari P.T. B.A.T.
1984
Mewakili Indonesia untuk mengadakan pameran tunggal di Houston, Texas dalam rangka festival seni dan kerajinan tangan Indonesia di kota Houston, Texas, AS.
1985
Untuk pertama kalinya mengadakan pameran bersama tiga pelukis besar: S. Soedjojono, Affandi, R. Basuki Abdullah RA; pameran ini bertempat di Galeri Pasar Seni Jaya Ancol Jakarta. Pameran bertiga ini diberi nama "Pameran Besar Tiga Warna Seni Lukis Indonesia."
1986
Diangkat menjadi Anggota Dewan Penyantun ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta. Pameran tunggal di Taman Ismail Marzuki, Jakarta dan pameran bersama di Galeri Pasar Seni Jaya Ancol, Jakarta bersama Kartika, Nashar, S. Sulebar, dan Nunung S.
1987
Dalam rangka ulang tahun ke-80, dilangsungkan Pameran Retrospektif lukisan Affandi di Gedung Pameran Seni Rupa Depdikbud, yang diselenggarakan oleh Dirjen Depdikbud. Pameran keluarga bersama Maryati dan Kartika di Hotel Panghegar, Bandung.
1988
Pameran Keluaga di Surabaya Post, Surabaya.
1989
  • Pameran keluarga di Museum Denpasar, Bali.
  • Pameran kelaurga di Galery Lama Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Tanggal 23 Mei 1990 pada pukul 16.30 WIB, Affandi menghembuskan nafas terakhirnya di rumahnya sendiri dan dimakamkan di kompleks Museum Affandi, Jalan Solo No. 167 Yogyakarta.

Lukisan Karya Affandi

Karya Lukisan sang Maestro Afandi yang berjudul "Potret Diri & Topeng-topeng Kehidupan" merupakan salah satu karya langka dan istimewa dari Afandi, diantara Karya-karya istimewa lainya, namun Lukisan ini memiliki nilai falsafah hidup yang dalam, dimana setiap individu Manusia yang ada di Dunia ini terlahir sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lainya seperti Malaikat, Jin, Hewan, Dll. Dimana kesempurnaan Manusia itu sendiri adalah terwujud karena adanya kelemahan terbesar yang dimiliki Manusia yaitu hawa nafsu yang cenderung berbuat untuk mengingkari kodrat sebagai makhluk yang sempurna, dan seringkali hawa nafsu digoda oleh berbagai bisikan-bisikan setan yang menyesatkan. Disini perwujudan dari bisikan-bisikan setan itu dilukiskan Afandi seperti sesosok Topeng-topeng yang berperan sebagai tokoh kejahatan dalam cerita-cerita Jawa. Dan Topeng itu sendiri cenderung bukan wajah asli dari diri Manusia itu sendiri, dia adalah perwujudan dari bisikan-bisikan jahat yang menutupi hati dari kebenaran, sehingga membentuk karakter dalam tingkah laku dalam kehidupan nyata, kecuali mereka Manusia-manusia yang kuat, sabar, tegar dan selalu mendapat petunjuk dari Tuhan, yang bisa mengendalikan nafsu dengan baik dan benar dari Godaaan bisikan Topeng-topeng kehidupan, sehingga Nafsu menjadi kendaraanya menuju kesempurnaan. Potret diri Afandi yang dikelilingi Topeng-topeng kehidupan merupakan gambaran dari bagian kehidupanya sebagai manusia yang selalu dikelilingi dengan pilihan manis dan pilihan pahit. Lukisan ini pernah menjadi incaran para Kolektor dan para pecinta Lukisan, tapi karena dari Pemiliknya yang pada waktu itu tidak pernah berniat menjual Lukisan ini, maka berapapun harga yang ditawarkan tidak pernah dilepas atau dijual. Namun sekarang Pemilik Lukisan berniat menjualnya, dan merupakan sebuah kesempatan langka bagi anda untuk segera memboyong Koleksi Lukisan Istimewa ini kedalam singgasana anda sebelum terlambat.
 
Pelukis : Afandi Tahun: 1961 Judul : " Potret Diri & Topeng-topeng Kehidupan " Ukuran : 110cm X 135cm Media : Oil on Canvas 
Kemegahan Lukisan berjudul “Barong” terlihat begitu unik dan indah dari ekspresi goresan serta kombinasi warna tingkat tinggi. Kemegahan Lukisan ini menjadi sempurna dengan kombinasi ukuran Lukisan yang dibuat cukup besar oleh sang Pelukis Maestro Afandi.
Kecintaan Afandi pada seni dan Budaya telah menginspirasi Beliau untuk menciptakan karya-karya Lukisan spektakuler bertema Budaya, salah satunya seperi yang tertuang pada Lukisan Barong ini, karena kecintaanya pada Tokoh Barong dalam cerita rakyat Bali, Beliau melukiskanya dalam beberapa Lukisan dengan tema yang sama, dan salah satunya adalah Lukisan Barong berukuran besar ini.
Merupakan sebuah pencapaian kesempurnan tingkat tinggi dalam berkarya seni, yang dicapai oleh seorang Pelukis Maestro Afandi, yang terwujud dalam setiap karya-karyanya yang unik dan mengagumkan. Sehingga menjadikan kepuasan dan kebanggaan yang tak ternilai bagi para pecinta/ Kolektor Lukisan karya para Pelukis Maestro, khususnya Lukisan Afandi.
Pelukis : Afandi Tahun: 1982 Judul : " Barong I " Ukuran : 150cm X 200cm Media : Oil on CanvasHarga
Pelukis: Affandi Tahun: 1965 Judul : " Kwan Khong " Ukuran : 100cm X 150cm Media : Oil on Canvas 
Kecintaan Afandi pada nilai-nilai kultural tertuang dalam setiap Karya Lukisan beliau yang mengagumkan, salah satunya adalah Lukisan yang berjudul "Barong dan Leak".
Sebagai seorang Seniman Lukis yang memiliki daya ingat tinggi, beliau melukiskan suasana saat upacara adat Bali yang mengandung nilai kultural dan historis yang tinggi. 

Tokoh-tokoh cerita seperti Barong dan Leak menjadi obyek sentral dalam Lukisan ini dengan suasana keramaian tokoh-tokoh pendukung lain. Suasana upacara adat Bali ini telah meginspirasi Afandi untuk membuat sebuah karya Lukisan yang mengagumkan, yang terlihat sempurna dalam setiap goresan, kombinasi warna dan penggambaran suasana yang unik.

Pelukis : Afandi Judul : " Barong dan Leak "
Ukuran : 150cm X 200cm Media : Oil on Canvas 
" Borobudur Pagi hari " merupakan salah satu karya sang Pelukis maestro Afandi yang terinspirasi oleh kemegahan Candi Borobudur dan lingkungan sekitar pada masa itu, saat Afandi melintas dan memperhatikan Borobudur di pagi hari. Obyek matahari selalu menarik perhatian Afandi di beberapa karya beliau sebagai fokus pendukung utama. Warna-warna dingin dan tenang mendominasi Lukisan ini karena melukiskan suasana pagi hari yang cerah. Di tema Lukisan " Borobudur Pagi Hari " ini Afandi lebih menonjolkan obyek alam sebagai latar belakang (Background ), berbeda dengan tema " Borobudur Sore Hari " yang menggabungkan suasana alam dan aktifitas Masyarakat.
Pelukis: Affandi Tahun: 1983 Judul : " Borobudur Pagi Hari " Ukuran : 150cm X 200cm Media : Oil on Canvas Pelukis: Affandi Tahun: 1977 Judul : " Sapi " Ukuran : 100cm X 120cm Media : Oil on Canvas 
Salah satu Lukisan mengagumkan karya Sang Maestro Afandi yang berjudul "Para Pejuang", melukiskan semangat para Pemuda Indonesia dalam memperjuangkan Kemerdekaan, dengan mengorbankan jiwa dan raganya untuk Ibu pertiwi tercinta. Lukisan ini memiliki nilai dan makna historis yang tinggi, dimana karya ini terinspirasi dari semangat baja para Pejuang.
Warna-warna berani yang spontanitas, serta keunikan goresan ekspresi pelototan cat langsung dari tubenya, menjadi satu sebuah kombinasi sempurna dalam karya Lukisan bernilai seni tinggi mengagumkan dari sang Pelukis Maestro Ternama.
Akan menjadi Koleksi kebanggaan tak ternilai bagi siapapun yang mengkoleksi Karya Lukisan hebat ini.
Pelukis : Afandi Tahun: 1972 Judul : " Para Pejuang " Ukuran : 100cm X 135cm Media : Oil on Canvas 

Berikut merupakan Lukisan langka dan unik bertema “Orang-orang Sedang Minum minuman Tuak / arak ”, merupakan salah satu karya sang Pelukis Maestro Afandi. Keunikan nampak pada nilai seni tradisional dari sisi tema, dilukiskan oleh Afandi dalam bentuk ekspresi yang menyentuh hati dari setiap penikmat Lukisan yang memandangnya.
Sosok kesederhanaan Tempoe Doeloe dari setiap orang dalam Lukisan ini yang sedang minum nikmatnya air tuak atau arak. Harmoni warna-warna Natural yang indah begitu menyatu dengan tema dan obyek Lukisan.
Setiap Lukisan karya Afandi memiliki keunikan tersendiri dan setiap Lukisan karya Afandi adalah mengagumkan, sehingga tak heran Lukisan Beliau banyak diburu para pecinta Lukisan dalam dan Luar Negeri.
Pelukis : Afandi Tahun: 1977 Judul : " Minum Tuak " Ukuran : 95cm X 135cm Media : Oil on Canvas 
Detail Tanda Tangan Pelukis Pelukis: Affandi Tahun: 1977 Judul : " Bunga Matahari " Ukuran : 90cm X 140cm Media : Oil on Canvas 
"Ibu dan Anak menampi beras" merupakan tema yang menarik dan unik dari salah satu karya sang Maestro Afandi, yang menggambarkan kehidupan tradisional tempo Doeloe. Ikatan batin dan kasih sayang antara Ibu dan Anak menginspirasi Afandi, dalam nuansa kesederhanaan yang mengandung makna ketulusan dan kedamaian. Aksi spontanitas goresan cat bertekstur langsung dari tube yang spektakuler, tidak bisa ditemukan pada pelukis-pelukis Maestro lain, merupakan ciri khas tertinggi dari kartya-karya Lukisan Anfandi. 
Pelukis: Affandi Tahun: 1971 Judul : " Ibu dan Anak Menampi Beras " Ukuran : 90cm X 120cmMedia : Oil on Canvas 

" Borobudur Sore Hari" merupakan sebuah karya Lukisan yang dibuat sang Pelukis Maestro Afandi, beliau terinspirasi membuat beberapa Lukisan dengan tema Candi Borobudur tapi dengan ekspresi suasana yang berbeda-beda. Di Karya Lukisan ini Afandi mengangkat tema " Borobudur Sore Hari " yang melukiskan Candi Borobudur dengan suasana alam dan aktifitas Manusia saat sore hari. Permainan warna-warna terang, hangat dan gelap, mengilustrasikan suasana alam dan kehidupan yang mulai menuju keheningan malam. Aktifitas Manusia yang menjadi obyek pendukung merupakan penggambaran dari suasana kehidupan masyarakat pada masa itu ( saat Afandi terinspirasi membuat karya Lukisan " Borobudur Sore Hari " ). 
Pelukis: Affandi Tahun: 1983 Judul : " Borobudur Sore Hari " Ukuran : 98cm X 130cm Media : Oil on Canvas 

Tema Lukisan sang Maestro Afandi ini "Kumpulan Ikan" yang mengekspresikan dan mengilustrasikan sebuah kebersamaan atau dalam Bahasa Jawa "Gotong Royong", dimana dengan kebersamaan itu bisa meringankan beban, meringankan kesulitan, bisa saling berbagi dan tolong menolong. Dengan kebersamaan segala kesulitan dalam kehidupan bisa menjadi mudah, dan dengan kebersamaan segala sesuatu menjadi lebih indah. Kombinasi warna yang harmoni dan ekspresi spontanitas goresan cat bertekstur ala Afandi yang khas, Menjadikan setiap Lukisan karya Afandi bernilai seni tinggi dan penuh makna mendalam.
Pelukis: Affandi Tahun: 1965 Judul : " Kumpulan Ikan " Ukuran : 120cm X 180cm Media : Oil on Canvas 
Lukisan Rangkaian Bunga Amarilis karya sang Maestro Afandi, yang dilukis dalam bentuk dan karakter yang unik nan sempurna, dan menampilkan nuansa beda dari sebuah karya seni tinggi. Bagi anda yang cinta akan ketenangan, kedamaian dan romansa cinta. Lukisan Sang Maestro ini sangat istimewa untuk anda jadikan Koleksi kebanggaan.
 
Pelukis: Affandi
Tahun: 1979 Judul : " Bunga Amarilis " Ukuran : 100cm X 150cm Media : Oil on Canvas 
Lukisan Karya Sang Maestro Afandi ini merupakan Lukisan Potret Diri saat sedang merokok dengan Pipa rokok ( Cangklong ). Lukisan Potret Diri ini dilukis langsung oleh Afandi sendiri dengan model dirinya sendiri dengan bercermin pada kaca rias (kaca cermin), disini terlihat dari raut wajahnya seolah Afandi sedang mengalami suatu problema yang belum terpecahkan, sehingga Lukisan pada bagian dahinya diekspresikan dengan pengunaan warna cat merah, yang memberkan sinyal bahwa beliau sedang berfikir keras dengan ekspresi wajah serius. Lukisan ini merupakan karya Lukisan langsung Potret Diri sang Maestro Afandi yang sangat langka. Merupakan sebuah Koleksi yang sangat berharga untuk anda yang mengidolakan akan sosok potret diri seorang Pelukis Maestro, yang setiap karya-karya Lukisanya memiliki jiwa dan makna yang dalam, dengan nilai seni yang tinggi.
Detail Tanda Tangan Pelukis
Pelukis: Affandi Tahun: 1975 Judul : " Cangklong " Ukuran : 90cm X 120cm Media : Oil on Canvas

Lukisan Sang Maestro Afandi bertema "Pohon Aren" merupakan salah satu obyek yang dipilih Afandi untuk mewakili ekspresi imajinasi dan rasa dalam jiwanya, dari spontanitas setiap goresan ekspresif, melukiskan obyek pohon Aren yang melambangkan dari jenis pohon yang memiliki banyak manfaat, terutama bisa menghasilkan rasa manis dan bisa bermanfaat bagi kehidupan. Dimana rasa manis sendiri memiliki dua makna, makna secara Logika (Nyata) dan makna secara Harfiah (Jiwa).
Itu sebabnya Lukisan bertema "Pohon Aren" menjadi salah satu obyek favorit bagi sang Maestro Afandi, sehingga Beliau membuat beberapa karya Lukisan dengan obyek Pohon Aren yang memiliki keunikan senidiri-sendiri, salah satunya Lukisan Pohon Aren ini.
Pelukis: Affandi Tahun: 1987 Judul : " Pohon Aren " Ukuran : 90cm X 120cm Media : Oil on Canvas 
Lukisan ini merupakan salah satu karya Afandi dengan tema Ayam Petarung berbulu warna Putih yang dijadikan sebagai fokus utama, dengan dikelilingi orang-orang yang tampak pengambilan obyek dari kaki. Ayam ini seolah merupakan Ayam Jantan Petarung ( Jago ) yang menjadi idola dan kebanggaan, dan selalu menjadi juaran disetiap aduan. Tema ini diambil oleh sang Maestro Afandi dari inspirasi kahidupan masyarakat pedesaan Jawa. dimana pada waktu itu adu ayam ( sambung ayam ) merupakan bagian dari hobi dan hiburan. Akan tetapi seiring berjalanya watu, kegiatan ini telah dilarang karena seringkali dijadikan sebagai ajang perjudian. Keunikan dari setiap pelototan cat yang terbentuk langsung dari ekspresi jiwa seorang Pelukis Maestro dengan kombinasi warna yang sempurna, menjadikan karya Lukisan ini istimewa. Dan merupakan sebuah Koleksi berharga dengan niai seni tinggi untuk anda miliki.
Pelukis: Affandi Tahun: 1972 Judul : " Ayam Petarung " Ukuran : 110cm X 130cm Media : Oil on Canvas 
Pelukis: Affandi Judul : " Pengemis Berkaki Buntung " Ukuran : 61cm X 103cm Media : Oil on Canvas

sumber : http://senibudaya12.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar